BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
Ancaman wabah penyakit pasca banjir menimbulkan bakteri, virus, parasit dan bibit penyakit lainnya, termasuk juga unsur-unsur kimia berbahaya. Akibat pasca banjir dilingkungan menyebabkan kemacetan diruas-ruas jalan, lingkungan menjadi kotor bayak sampah tergenang, menghambat aktifitas yang seharusnya dilakukan diluar ruangan .
Berbagai macam penyebab banjir seperti ilegal loging, bertumpuknya sampah pada saluran air, tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan turun, tata ruang lingkungan yang kurang baik, curah hujan tinggi, permukaan tanah lebih rendah dibandingkan
muka air laut, terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keiuar sempit, banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai, aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai, kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.
B. Identifikasi Masalah
Berbagai macam faktor penyebab banjir seperti membuang sampah sembarangan (tidak pada tempatnya), mendirikan bangunan di bantaran sungai, merusak ekosistem lingkungan hidup, saluran air yang kurang memadai, banjir kiriman, tidak adanya tempat menampung air hujan (seperti pohon-pohon besar, bendungan, sungai yang muali dangkal), dan lain-lain.
Dampak banjir segala aktifitas terganggu seperti kerja dan sekolah. Kemacatan yang diakibatkan dari genangan air dijalan, liburnya sekolah karna sekolah tergenang banjir, perekonomian terhambat akibat aktifitas yang terganggu oleh banjir dan sebagainya.
Berbagai macam penyakit yang timbula pasca banjir seperti demam berdarah, diare, penyakit kulit, ganguan pernapasan, infeksi mata, hepatitis A, campak, cacar air dan lain sebaginya.
C. Pembatasan Masalah
Dari pernyataan-pernyataan yang telah diungkapkan maka batasan-batasan yang akan diambil hanyalah sebatas wilayah Jakarta sesuai dengan judul adalah Banjir yang Melanda Ibu Kota (Jakarta), sebagai berikut :
1. Mengenai limbah sampah.
2. Kurangnya penyerapan air.
3. Tata ruang kota yang kurang baik.
4. Macam-macam dampak banjir.
5. Ketidak efektifan system yang ada.
6. Kurangnya kesadaran dari masyarakat.
D. Perumusan Masalah
Demikian masalah yang telah diungkapan di atas dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan banjir?
2. Apa faktor penyebab banjir?
3. Apa yang harus dilakukan sebelum banjir?
4. Apa yang harus dilakukan saat banjir?
5. Apa yang harus dilakukan setelah banjir?
6. Seperti apa dampak banjir?
7. Apa solusi banjir?
E. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Agar Jakarta mengalami perubahan, tidak selalu banjir saat turun hujan.
2. Semoga setelah membaca makalah ini pembaca dapat mengatisipi bencana banjir.
3. Agar mengetahui cara mengatasi dampak pasca banjir.
4. Agar masyarakat tidak panik saat banjir datang.
F. Manfaat atau Kegunaan Pembahasan
Apabila masyarakat Jakarta dapat menghargai lingkungan tempat dia berada, maka manfaatnya Jakarta tidak akan mengalami banjir. Menyampaikan informasi cara mengatasi, mencegah, dah menanggulangi banjir. Menanamkan kesadaran diri di masyarakat Jakarta agar mencintai lingkungan sehat dan bersih. Diharapakan kesadaram masyarakat Jakarta dapat menerapkan upaya penangulangan banjir. Supaya adanya perubahan mengenai banjir di Jakarta, yang menghambat aktifitas kota Jakarta itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Banjir
Banjir adalah salah satu proses alam yang tidak asing lagi bagi kita. Kita dapat melihat banjir sebagai rahmat Tuhan atau sebagai bencana, tergantung pada pilihan kita sendiri. Sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang tinggi terjadi karena curah hujan yang tinggi. Sementara itu, banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia.
Sebagai proses alam, banjir adalah hal yang biasa terjadi dan merupakan bagian dari siklus hidrologi. Banjir tidak dapat dihindari dan pasti terjadi. Hal ini dapat kita lihat dari adanya dataran banjir pada sistem aliran sungai. Saat banjir, terjadi transportasi muatan sedimen dari daerah hulu sungai ke hilir dalam jumlah yang luar biasa. Muatan sedimen itu berasal dari erosi yang terjadi di daerah pegunungan atau perbukitan. Melalui mekanisme banjir ini, muatan sedimen itu disebarkan sehingga membentuk dataran.
Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang B. Faktor – Faktor Penyebab Banjir
Berbagai macam faktor-faktor penyebab banjir seperti membuang sampah sembarangan (tidak pada tempatnya), mendirikan bangunan di bantaran sungai, tidak adanya tempat menampung air hujan (seperti pohon-pohon besar, bendungan, sungai yang muali dangkal), tata ruang yang kurang baik, banjir kiriman, dan lain-lain. Semua ini dapat mengakibatkan bencana banjir.
1. Membuang sampah sembarangan
Pada dasarnya membuang sampah tidak pada tempatnya itu adalah hal yang salah. Karena akan mengakibatkan berbagai macam masalah yang akan timbul salah satunya adalah banjir.
Misalnya salah satu orang dengan sengaja membuang sampah di pinggir jalan lalu ada yang melihatnya tetapi bukannya menegur melaikan malah ikut membuang sampah ditempat yang sama. Lama – lama sampah itu akan menjadi banyak karna yang lainya juga ikut melakukannya. Kemudian saat hujan turun sampah yang di pinggir jalan itu hanyut terbawa derasnya air hujan yang turun sehingga sampah itu akan terseret ke selokan – selokan, dan akan menyumbat selokan tersebut. Bila hal ini masih terus dilakukan maka yang akan terjadi adalah selokan tersebut menjadi dangkal sehinga tidak adanya lagi saluran air yang menyebakan jalan – jalan digenangi air atau banjir dan menyebabkan kemacatan.
Bukan hanya ada dilingkungan jalan raya, hal ini juga bisa kawasan tempat tinggal bagi warga yang tidak mau membayar iuran uang sampah biasanya kebanyakan dari mereka membuang sampahnya ke selokan dekat rumahnya. Dan akan mengaibatkan banjir di daerah rumahnya.
2. Mandirikan bangunan dibantaran sungai
Ada sebagian orang yang tidak memiliki tempat tinggal diwilayah itu tetapi memaksakan diri untuk tinggal dengan mendirikan bangunan liar di bantaran sungai. Seperti di bantaran kali Ciliwung antara jembatan Kampung Melayu dan dekat pintu air Manggarai. Seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan karena bangunan yang merekan bangun akan mengurangi volume tempat menampung air. Selain itu pasti yang tinggal disitu akan membuang segala limbahnya ke sungai seperti sampah plastik mau pun limbah rumah tangga terkadang tidak jarang dijadikan WC untuk umum atau warga yang tinggal disana. Bangunan yang didirikan juga menghambat aliran air yang seharusnya lancar.
3. Tidak adanya tempat menampung air hujan
Sekarang kususnya di Jakarta hampir semua lahannya dijadikan gedung – gedung bertingkat, perumahan mahal, dan pasar swalayan. Hampit tidak ada celah tempat untuk air bermukim. Semua hanya mementingkan keuntungan material, lahan yang seharusnya ditanami pepohonan yang akan menyerap air malah ditebang dan dijadikan bangunan – bangunan untuk tempat usaha.
Bendungan sungai yang dibuat pun dangkal karena banyaknya sampah yang dibuang kesungai. Sehingga mencemari air sungai tersebut dan menghasilkan warna air serta aroma air yang tidak semestinya. Bantaran sungai yang dijadikan tempat tinggal warga sehinga mempersempit lahan untuk air bermukim.
4. Tata ruang yang kurang baik
Bila diliahat Jakarta tempo dulu dengan sekarang sudah sangat jauh berbeda. Dulu Jakarta masih sejuk masih banyak pepohonan dan sungai – sungai masih jernih. Sekarang kita tidak lagi menemukan yang seperti itu di Jakarta udaranya sudah dipenuhi polusi udara, air – air disungai sudah tercemar berwarna keruh dan berbau tidak sedap lagi, susah sekali menemukan pohon – pohon besar di Jakarta semua sudah ditebang dan menyebabkan tidak adanya penyerapan.
Banyaknya gedung – gedung bertingakat dan pemukiman liar di bantaran sungai yang menganggu. Sekarang pemprov DKI Jakarta sedang mencoba menata kembali ruang hidup di Jakarta. Dengan mulai membongkar bangunan – bangunan dibantaran sungai dan memindahkan para warganya untuk tinggal di rusun – rusun yang telah disediakan pemerintah. Serta membangun taman kota di beberapa wilayah Jakarta seperti “ Taman Tebet, Taman Ayodia, Taman Kampung Sawah, Taman Menteng, Taman Lapangan Banteng, Taman Suropati, Taman MarthaTihahu, Taman Langsat, Taman Situ Lembang ”. Ada beberapa taman yang sudah direnovasi dan ad jug ataman yang baru dibangun dengan niat penghijauan kota.
5. Banjir kiriman
Banjir kiriman yang melanda Jakarta di sebabkan dari dataran Jakarta yang rendah. Perubahan peruntukan lahan yang semula untuk ruang terbuka hijau (RTH) kini menjadi ruang yang tertutup bangunan (RTB).Dampaknya, alih-alih tumbuh hutan kota untuk resapan air,yang muncul hutan beton yang menahan air.
Sejak 2000, misalnya, RTH Jakarta sudah di bawah 10%. Idealnya, minimum 27,5%. Di pihak lain, daerah-daerah hulu sungai yang mengalir di Jakarta,yaitu daerah sekitar Bopunjur (Bogor, Puncak, Cianjur) juga mengalami konversi lahan dari kawasan RTH menjadi kawasan RTB yang sangat mengkhawatirkan. Akibatnya, air hujan yang jatuh di Bogor, Puncak dan Cianjur tak bisa terserap dan membanjiri Jakarta. Dulu banjir kiriman akan terjadi hanya 5 tahun sekali sekarang hamper diakhir dan awal tahun Jakarta selalu banjir.
C. Harus Dilakukan Sebelum Banjir
1. Di Tingkat Warga
· Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
· Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda.
· Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung Jawab Posko Banjir.
· Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
· Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.
2. Di Tingkat Keluarga
· Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air.
· Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
· Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
· Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
D. Harus Dilakukan Saat Banjir
1. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana,
2. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
3. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
4. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
1. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
2. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
3. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
4. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
F. Dampak Banjir
Berbagai macam dampak banjir yang akan dialami warga kota Jakarta. Dimulai dari saat hujan turun dan banjir pun mulai menggenangi jalan pasti aktivitas yang seharusnya berlangsung harus tertunda. Karna terganggunya aktivitas maka jjuga akan berpengaruh pada perekonomian kota Jakarta. Sekolah –sekolah harus diliburkan karna sekolahnya tergenang banjir walupun tidak tinggi tetapi mengganggu aktivitas mengajar. Rumah – rumah warga yang tergenang banjir pun juga terganggu akibat dari banjir. Jangankan dikawasan kumuh sekarang banjir pun melanda kawasan elit seperti di Kelapa Gading, Jakarta Utara karena tata kotanya yang kurang baik dikawasan ini. Dampak pasca banjir pun juga akan timbul dari mulai rusaknya rumah – rumah warga akibat terendamnya banjir juga timbulnya penyakit yang disebabkan dari banjir. Pasca banjir lingkungan pasti akan kotor seperti air nya yang tercemar, sampah – samah yang berserakan akibat hanyut terbawa banjir, lumpur – lumpur kotor, genangan air setelah banjir dan sebagainya yang akan menimbulkan penyakit. Beberapa peny akit yang muncul pasca banjir antara lain :
1. Infeksi saluran pencernan
Penyakit infeksi saluran pencernaan dengan gejala demam, diare, dan muntah sering ditularkan melalui air. Penyakit yang timbul antara lain disentri, kolera, dan tifus. Disentri bisa disebabkan oleh kuman Escherechia coli yang banyak terdapat dalam limbah air banjir. Gejalanya, buang air besar lebih dari lima kali sehari, tinja encer, disertai mulas, muntah, badan demam, dan nyeri kepala.
2. Penyakit kulit
Kulit merupakan salah satu organ yang rentan terhadap air banjir. Jika tak mengenakan alas kaki yang kuat, kulit bisa terluka karena terinjak pecahan kaca atau benda-benda keras. Lingkungan yang kotor dan basah dapat mengakibatkan luka terinfeksi, gatal-gatal, dan iritasi. Infeksi kulit yang penularannya melalui air adalah hot tub rash yang disebabkan bakteri pseudomonas. Penyakit kulit lainnya adalah cercarial dermatitis. Gejalanya berupa kulit yang t erasa panas terbakar, gatal, pada kulit tampak bintil seperti jerawat kecil kemerah-merahan, dan kadang disertai melepuh.
3. Infeksi mata
Penyakit infeksi mata yang dapat ditularkan melalui air adalah moluskum kontagiosum dan konjungtivitis (adenovirus) dimana mata tampak merah. Sebaiknya hindari memegang atau mengucek mata jika terasa gatal dan jauhkan mata dari percikan air banjir.
4. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
Kondisi yang dingin, basah, dan lembap bisa menyebabkan gangguan saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan yang bisa ditularkan melalui air adalah faringokonjungtiva (infeksi tenggorok). Gejala infeksi saluran napas tersebut pada umumnya adalah demam, batuk, atau pilek. Pada keadaan daya tahan tubuh lemah dapat berpotensi menjadi pneumonia (radang paru). Bagi korban banjir yang sebelumnya pernah mengidap penyakit pada saluran pernafasan, kondisi banjir juga bisa memperburuk penyakit.
5. Leptospirosis
Leptospirosis merupakan infeksi yang disebabkan kuman leptospira juga dapat ditularkan lewat air seni atau bangkai tikus. Binatang lain seperti anjing, kucing, dan kuda pun bisa menularkan penyakit ini.
6. Infeksi selaput otak (meningitis)
Meskipun jarang terjadi, penularan penyakit lewat air dapat juga mengakibatkan infeksi otak. Infeksi susunan saraf pusat yang dapat terjadi adalah infeksi selaput otak atau meningitis aseptik yang disebabkan enterovirus dan infeksi neigleria. Gejala yang dapat terjadi adalah demam tinggi, muntah, kejang, dan kesadaran menurun.
7. Hepatitis A
Infeksi lainnya yang dapat terjadi adala h Hepatitis A atau penyakit infeksi virus yang terjadi pada hati atau lever. Gejala yang timbul adalah kulit dan mata tampak kuning, mual, muntah, demam dan badan lemas.
8. Demam berdarah
Mungkin dalam minggu-minggu awal saat hujan lebat dan aliran air banjir masih deras, jentik dan nyamuk penyebab demam berdarah, hilang. Namun, setelah bulan pertama banjir, kasus penyakit demam berdarah cenderung bertambah. Hal ini lantaran banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti, penyebab demam berdarah.
9. Campak dan cacar air
Gejala campak antara lain batuk, demam berhari-hari, dan beberapa hari setelah demam muncul bercak kemerahan. Sedangkan gejala cacar air yaitu demam tinggi selama berhari-hari yang lalu disertai munculnya bintik-bintik. Untuk menghindari terjadinya penularan, sebaiknya segera dilakukan imunisasi masal di tempat penampungan baik untuk anak-a nak maupun orang dewasa.
G. Solusi dari Banjir
Banjir yang melanda Jakarta umumnya disebabkan oleh banjir kiriman dari Bogor atau hujan lokal yang sangat deras dengan waktu lama antara 1-3 hari. Ada pun banjir karena pasang laut boleh dikata agak jarang dan hanya melanda kawasan tertentu di pesisir (Jakarta Utara seperti Rawa Buaya) jika ada tanggul yang jebol. Boleh di kata kawasan banjir Cawang, Kampung Melayu, bahkan jalan tol Cengkareng terlepas dari banjir pasang laut karena posisinya yang lebih tinggi dari permukaan laut.
Banjir karena pasang laut hanya bisa dihindari dengan pengadaan tanggul yang kuat dan menyeluruh tanpa celah sedikit pun bagi air laut masuk ke darat. Meliputi pesisir pantai dan juga pinggiran sungai yang posisinya masih di bawah permukaan laut.
Ada pun banjir karena hujan, jika aliran sungai mengalir lancar dan drainase (kanal buatan) mengalir dengan baik hingga ke laut bisa dicegah. Tapi ini artinya air tawar yang berharga sia-sia terbuang ke laut. Akan lebih baik lagi pemerintah memperdalam sungai, membuat bendungan atau mengambil alih situ/danau yang ada untuk menampung kelebihan air hujan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa pembahasan yang telah dikemukakan di ats, maka dapat di peroleh kesimpulan senagai berikut:
1. Banjir di Jakarta bukan lagi menjadi banjir tahunan, melainkan sekarang bila hujan deras lebih dari 2 jam maka Jakarta akan banjir.
2. Berbagai faktor yang menyebabkan banjirsebagai berikut:
· Sampah
· Saluran air
· Tempat pemanpungan dan penyerapan air
· Tata ruang kota
· Curah hujan
3. Berbagai macam cara mengantisipasi banjir.
4. Dampak penyakit yang timbul pasca sebagai berikut:
· Infeksi saluran pencernan
· Penyakit kulit
· Infeksi mata
· Infeksi saluran pernapasan
· Leptospirosis
· Infeksi selaput otak
· Hepatitis A
· Demam berdarah
· Campak dan cacar
B. Saran - saran
Berdasarkan beberapa pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka saran dari penulis sebagi berikut:
1. Masyarakat harus selalu waspada akan banjir baik sebelum datangnya banjir, sewaktu terjadi banjir, hingga pasca banjir.
2. Diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk turut merawat kota Jakarta agar tidak terjadi banjir.
3. Masyarakat kota Jakarta juga harus turut serta membantu dalam program – program pemerintah.
LAMPIRAN
Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan sebanyak 25.000 personil siaga banjir.
Banjir yang menghambat siswa – siswi untuk sekolah.
Kali Ciliwung di Jatinegara Barat airnya meluap hingga hampir ke lantai rumah penduduk.
Dua minggu setelah banjir di Jatinegara air Ciliwung masih tinggi sementara di Matraman dasar sungai terlihat karena pintu air di Manggarai tertutup.
banjir di jalan Otista Raya Kampung Melayu sejauh hampir 1 km pada Februari 2007
Hujan deras yang mengguyur Jakarta menyebabkan Jl MH Thamrin banjir. Akibatnya, kendaraan yang ditumpangi SBY tak berani menerobos dan SBY harus berganti kendaraan dengan mobil yang lebih tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar