R . U . B . I . K


Gunadarma gempar akan rubik, saya tau pertama kali kalau maha siswa gunadarma pecahkan rekok dunia atas rubik dari teman saya. Setelah itu saya buka http://studentsite.gunadarma.ac.id/ disitu ada beritanya. karna kurang percaya saya cek lagi di http://www.google.com/ ternyata benar kalau mahasiswa gunadarma pecahkan rekor rubik dunia. Bangga juga saya menjadi mahasiswa gunadarma. hahhaahahha




Namanya Muhammad Iril Khairul Anam, D3 Manajemen Informatika Universitas Gunadarma, Depok, dia pemenangnya. Dia memecahkan 16 rubik dengan waktu 57 menit dan dengan mata tertutup. Semenjak dia menang keadaan kampus berubah menjadi lautan rubik (berlebihan kata²nya). Hampir disemua sudut gunadarma mulai dari kampus G (dimana saya lebih bayak kelas disana), sampai kampus E dan D mungkin juga di H. Bahkan gunadarma lainnya seperti kalimalang dan salemba.

Saat saya sedang jalan dilingkungan kampus pasti ada aja mahasiswa yang sedang meng otak atik rubik. Sedang antri makan dikantin, ditempat fotocopyan, didalam angkot, halte, pokoknya disetiap sudutlah. Sampai setiap orang yang sedang memegang rubik pasti saya sebut dia mahasiswa gunadarma. Saya pun penasaran hingga akhirnya mencoba tapi sampai sekarang belum bisa juga!!!

KUTUP UTARA MENCAIR



Pertama kali terjadi setelah 125 ribu tahun, akhirnya es kutub utara mencair, foto satelit daerah kutub utara menunjukkan jalur Barat Laut dan Timur Laut di kutub utara terbuka secara bersamaan minggu lalu, ini adalah pertama kalinya manusia dapat berlayar mengelilingi kutub utara tanpa hambatan sama sekali, namun hal ini berarti proses pemanasan global terjadi lebih cepat daripada yang kita bayangkan.


Ilmuan dari universitas Bremen Jerman mempublikasikan sejumlah foto yang diambil dari satelit milik NASA yang menunjukkan jalur barat laut telah terbuka, sementara bongkahan es terakhir yang selama ini menutupi jalur yang menembus laut Laptev-Siberia mengarah ke Rusia juga telah mencair. Berita tentang hal ini juga dimuat di harian Independent Inggris 31 Agustus yang lalu.

Para ilmuan asal Amerika memperkirakan jika pemanasan global tetap terjadi maka dalam tempo 5 tahun musim panas di Kutub utara bakal tidak ada es sama sekali!, perkiraan seperti ini bisa muncul karena jumlah lapisan es yang telah mencari hingga saat ini seharusnya baru akan terjadi pada tahun 2050 mendatang.

Pada tahun 2005 jalur Timur Laut pernah sekali terbuka, tetapi jalur Barat Laut waktu itu tetap tertutup, dan tahun 2006 keadaannya berbalik, tetapi pada tahun ini kedua jalur tersebut terbuka secara bersamaan. Pihak yang paling mendambakan terjadinya hal ini adalah perusahaan pelayaran, sebab dengan terbukanya kedua jalur ini akan dapat memperpendek jarak tempuh pelayaran sebanyak ribuan mil.

Terbukanya jalur ini memperpendek jarak pelayaran antara Jerman dan Jepang sebanyak 4.000 mil dan sudah ada perusahaan pelayaran yang bersiap-siap untuk membuka jalur pelayaran melalui rute ini tahun depan.

Ilmuwan dari Universitas Trent Kanada melaporkan bahwa beting es seluas Kota Manhattan pecah dan terlepas dari Pulau Ellesmere yang ada di Arktik bagian utara. Hal tersebut menunjukkan menipisnya lapisan es sehingga tidak kuat menopang seluruh bagian beting es.



"Hal tersebut juga menjadi tanda bahwa spesies seperti beruang kutub sedang menghadapi pengaruh negatif akibat perubahan iklim," ujar Sommerkorn. Perubahan ini juga berdampak pada penduduk yang tinggal di sekitar Arktik yang sebagain hidupnya tergantung pada keberadaan beruang kutub.

Lapisan es di Arktik mengalami dinamika sepanjang tahun, mencair saat musim panas dan kembali membeku di musim dingin. Sebagain kawasan Arktik memang berupa lautan beku yang dikelilingi daratan di sekitarnya.


Dari tahun ke tahun, laju pencairan es lebih tinggi daripada laju pembekuannya kembali. Artinya semakain banyak cairan yang dilepaskan dari kutub utara ke lautan lepas sehingga turut menyumbang kenaikan muka air laut di seluruh dunia.

Berkurangnay luas laisan es juga turut meningkatkan suhu atmosfer. Sebab, es lebih banyak memantulkan cahaya Matahari daripada menyerap seperti air laut.


"Jika es hilang, perairan Arktik akan menyerap lebih banyak panas sehingga menambah pemanasan global," ujar Sommerkorn. Pemanasan global tak hanya dihadapi Arktik namun juga seluruh wilayah di permukaan Bumi.

Logikanya adalah sebuah ES yang bila telah lama di udara panas akan mencair dan bisa jadi Besarnya kedua bongkahan ES Raksasa ini 3x atau 5x lipat dari saat ditemukan. Warning! , Belum ada solusi untuk mengembalikan ES yang mencair di Kutub, Saat ini kita hanya bisa menunggu ES Mencair seutuhnya dan melihat lambat laun bumi tenggelam, kecuali kita mau merubah kebiasaan Kita yang merusak bumi.